Bismillahirrahmanirrahiim..

Assalamu’alaikum wr.wb.

Banyak org yg salah kaprah tentang memilih pemimpin kafir sesuai dengan ayat Allah :

لَا يَتَّخِذِ الْمُؤْمِنُونَ الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِ الْمُؤْمِنِينَ ۖ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَٰلِكَ فَلَيْسَ مِنَ اللَّهِ فِي شَيْءٍ إِلَّا أَنْ تَتَّقُوا مِنْهُمْ تُقَاةً ۗ وَيُحَذِّرُكُمُ اللَّهُ نَفْسَهُ ۗ وَإِلَى اللَّهِ الْمَصِيرُ

Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah, kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa)-Nya. Dan hanya kepada Allah kembali(mu).

(Qs : surat 3 – Ali Imran : ayat 28)
Atau

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الْيَهُودَ وَالنَّصَارَىٰ أَوْلِيَاءَ ۘ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ ۚ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.

(Qs : surat 5 – Al Maidah : ayat 51)


Kebanyakan orang akan bilang :

  1. Berarti orang muslim yang diluar negeri, kalau melihat ayat ini suruh balik. Jangan tinggal disana.

Jwb :

Hmm.. baca ulang ayat diatas deh. ‘Jangan memilih’ atau ‘jangan mengambil’ bukan ‘jangan dipimpin’

Jadi ya yg hidup di negara mayoritas non muslim, tetap memilih pemimpin muslim saat pemilihan. Jika tidak ada yg muslim ya ga usah ikut pemilihan. Kalaupun yg menang yg non muslim ya kita ttp harus taat sama aturan pemimpin tersebut, krn islam mengajarkan kita utk taat kepada pemimpin dimana kita tinggal, selama aturannya tidak bertentangan dengan akidah keislaman kita.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ ۖ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ   وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۚ ذَٰلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.

(Qs : surat 4 – An Nisa : ayat 59)
Hadits rasulullah :
Sabda Rasulullah saw:

على المرء المسلم السمع والطاعة فيما أحب وكره إلا أن يؤمر بمعصية، فإن أمر بمعصية فلا سمع ولا طاعة
Setiap orang muslim itu wajib untuk mendengar dan mentaati dalam perkara-perkara yang dia senangi atau pun yang dia benci. tetapi jika dia diperintahkan untuk mengerjakan perbuatan maksiat, maka tidak boleh mendengar dan mentaati (amir tersebut). (HR. Muslim)

 

  1. Kalau nggak ada pemimpin muslim yang kompeten gimana?

Jwb :

Lihat lagi perintah Allah dalam surat ali imran dan al maidah. Yang jelas kita sudah taat kepada Allah dengan perintah ayat Quran tersebut. Andaikan pemimpin yg kita pilih ga berkompeten itu urusan si pemimpin dengan Allah. Urusan kita sebagai rakyat saat pemilihan cukup patuh akan perintah Allah.

Selebihnya biar Allah yg atur. Selama rakyat muslim mematuhi perintah Allah, masa iya Allah tidak memberikan perlindungan sama hambaNya yg patuh dgn perintahnya.

 

  1. Pemimpin yang dimaksud itu pemimpin negeri kayak presiden, bukan pemimpin daerah.

Jwb :

Rasulullah mengajarkan seperti ini :

أَلاَ كُلُّكُمْ رَاعٍ. وَكُلُّكُمْ مَسْئُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ. فَاْلأَمِيْرُ الَّذِي عَلَى النَّاسِ رَاعٍ، وَهُوَ مَسْئُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ. وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ، وَهُوَ مَسْئُوْلٌ عَنْهُمْ. وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى بَيْتِ بَعْلِهَا وَوَلَدِهِ، وَهِيَ مَسْئُوْلَةٌ عَنْهُمْ. وَالْعَبْدُ رَاعٍ عَلَى مَالِ سَيِّدِهِ، وَهُوَ مَسْئُوْلٌ عَنْهُ. أَلاَ فَكُلُّكُمْ رَاعٍ. وَكُلُّكُمْ مَسْئُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
Dari Nabi Shallallahu alaihi wassalam bahwa beliau bersabda: Ketahuilah! Masing-masing kamu adalah pemimpin, dan masing-masing kamu akan dimintai pertanggungjawaban terhadap apa yang dipimpin. Seorang raja yang memimpin rakyat adalah pemimpin, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap yang dipimpinnya. Seorang suami adalah pemimpin anggota keluarganya, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap mereka. Seorang istri juga pemimpin bagi rumah tangga serta anak suaminya, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap yang dipimpinnya. Seorang budak juga pemimpin atas harta tuannya, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap apa yang dipimpinnya. Ingatlah! Masing-masing kamu adalah pemimpin dan masing-masing kamu akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dipimpinnya.

(Hadits riwayat Ibnu Umar Radhiyallahu’anhu)
Jadi kira2 apa perintah Allah di surat ali imran dan al maidah hanya untuk presiden?

 

  1. Aaah, ini semua karena etnis si A aja makanya begitu.

Jwb :

Dalam islam bukan etnis yg dilihat. Mau dia kwe cheng dari Cina, Lee min ho dari Korea, Brad Pitt dari Amerika, James Bond dari Inggris dlsb selama mereka muslim ya sah2 aja kita pilih mereka sebagai pemimpin. Yg dilihat bukan etnis tapi akidahnya.

Saya bukan mau menjatuhkan seseorang, tapi saya tulis status ini hanya untuk meluruskan komentar2 org yg bersikeras bahwa banyak org yg memanfaatkan agama utk menjatuhkan seseorang, sehingga mereka mengambil contoh pemimpin2 muslim yg berakhlak buruk.

Yuk, berpikir bijak. Tidak perlu kita mencari2 kekurangan orang lain hanya karena tidak sependapat. Urusan kita adalah taat kepada Allah. Selebihnya biar Allah yg mengatur.
Wallahu’alam Bishawab.